We're sunsetting PodQuest on 2025-07-28. Thank you for your support!
Export Podcast Subscriptions
cover of episode 小王子計畫14|印尼文朗讀《小王子》第三章|The Little Prince Project 14: Chapter 3 in Bahasa Indonesia

小王子計畫14|印尼文朗讀《小王子》第三章|The Little Prince Project 14: Chapter 3 in Bahasa Indonesia

2023/8/1
logo of podcast 讀書共和國 Podcast

讀書共和國 Podcast

Shownotes Transcript

讀書共和國podcast 小王子計畫 The Little Prince Project 14|in Taiwanese: Chapter 3 印尼語朗讀《小王子》第三章 朗讀/Ririn Arums 特別感謝 燦爛時光東南亞主題書店 播出日期 2023/7/28 Fri 本節目由數位傳聲製作 Copyright © 2023 Echo Digital 合作、節目建議歡迎來信:[email protected]) 也歡迎小額贊助支持本節目,讓講者與出版社得到實質回饋,製作單位也有資源推出更多節目: https://open.firstory.me/user/cl6aqx0u8045801sb731bcdqi) 1943年4月6日,聖修伯里的《小王子》在紐約出版,問世以來,至今已經翻譯成許多語言,以各種版本出現在讀者面前。同時,更改編成舞台劇、動畫、電影,歷久不衰。今年是《小王子》出版80周年,各國都有許多紀念活動,數位傳聲推出「小王子計畫」,將以不同的語言朗讀《小王子》的第一章,以此凸顯《小王子》流傳的廣度。 朗讀者 Ririn Arums (莉莉) 來台十多年的印尼人,自學中文,喜歡看書做料理,曾受邀至電視節目實作料理教學,有在2023台北文學季新住民朗讀. 在印尼寫過十幾本合集,有個夢想在台灣能出版一本中文書 BEGITULAH aku hidup sendirian, tanpa seorang pun teman yang benar-benar dapat kuajak bicara, sampai saat pesawat terbangku mogok di tengah Gurun Sahara, enam tahun yang lalu. Ada sesuatu yang patah dalam mesin. Dan karena aku tidak membawa montir maupun penumpang, aku bersiap-siap mengerjakan, seorang diri, suatu perbaikan yang sulit. Bagiku itu persoalan hidup atau mati. Perbekalan air minumku paling-paling cukup buat seminggu saja. Malam pertama aku tertidur di atas pasir, seribu mil jauhnya dari pemukiman manusia mana pun. Aku lebih terpencil dari seorang korban kecelakaan kapal, di atas rakit di tengah lautan. Maka dapat kalian bayangkan betapa terkejut aku, ketika waktu subuh, aku terbangun oleh suatu suara lembut dan ganjil. Katanya, 'Tolong... tolong gambarkan aku seekor domba " "Apa?" "Gambarkan aku seekor domba..." Aku tersentak berdiri bagaikan disambar petir. Aku mengucek-ucek mataku berulang-ulang. Aku memandang dengan hati-hati. Dan aku melihat seorang bocah luar biasa yang sedang menatapku dengan sungguh-sungguh. Inilah potretnya terbaik yang berhasil kubuat kemudian Tetapi gambarku tentu saja tidak secakap orangnya. Bukan salahku. Dalam karierku sebagai pelukis, semangatku dipatahkan oleh orang dewasa waktu aku berumur enam tahun, dan aku tidak pernah belajar melukis selain menggambar ular sanca tertutup dan terbuka. Maka aku memandang keajaiban itu dengan mata terbelalak keheranan. Jangan lupa aku berada seribu mil dari pemukiman orang! Sedang bocah itu sama sekali tidak kelihatan tersesat atau sekarat karena kecapekan, kelaparan, kehausan, ataupun ketakutan. Ia sama sekali tidak tampak seperti seorang anak yang tersesat di tengah-tengah gurun, seribu mil jauhnya dari pemukiman orang. Ketika akhirnya berhasil bicara, aku bertanya, "Tapi... apa yang kaulakukan di sini?" Maka ia kembali berkata dengan amat lembut, seolah-olah sesuatu yang penting sekali, "Tolonglah... gambarkan aku seekor domba." Apabila suatu keajaiban terlalu memukau, kita tidak berani membantah. Betapapun tidak masuk akal, seribu mil jauhnya dari pemukiman orang dan terancam bahaya mati, aku mengeluarkan sehelai kertas dan sebatang pena dari kantongku. Tetapi pada saat itu aku teringat bahwa yang kupelajari terutama ilmu bumi, sejarah, ilmu hitung, dan tata bahasa, dan aku katakan kepada bocah itu (dengan nada sedikit kesal) bahwa aku tidak pandai menggambar. Jawabnya, "Tak apalah. Gambarkan aku seekor domba." Karena belum pernah menggambar domba, maka kubuatkan untuknya salah satu dari kedua lukisan yang mampu kubuat, yaitu ular sanca tertutup. Dan aku tercengang mendengar bocah itu berkata, "Bukan, bukan! Aku tidak mau seekor gajah dalam perut ular sanca. Ular sanca sangat berbahaya, dan gajah mau ditaruh di mana? Tempatku kecil sekali. Aku membutuhkan seekor domba. Gambarkan aku seekor domba." Maka aku pun menggambar. Ia memperhatikan dengan sungguh-sungguh, kemudian: "Bukan. Yang ini sudah sakit parah. Buatlah yang lain." Aku menggambar. Temanku tersenyum manis, penuh maklum, "Lihat sendiri, bukan domba, tapi biri-biri jantan. Ia bertanduk..." Aku menggambar lagi. Tapi ditolaknya, seperti yang sebelumnya: "Yang ini terlalu tua. Aku ingin domba yang dapat hidup lama." Maka karena kurang sabar dan harus segera membongkar mesinku, aku membuat coretan ini. Tetapi aku heran melihat wajah penilai muda itu menjadi cerah. "Ini persis yang kuinginkan! Apakah perlu banyak rumput untuk domba ini menurutmu?" "Mengapa?" "Karena tempatku kecil sekali..." "Pasti cukup. Aku memberimu domba yang sangat kecil." Ia menunduk ke atas gambar itu. "Tidak sekecil itu... Lihat! la tertidur..." Begitulah mulanya aku berkenalan dengan Pangeran Cilik. 小額贊助支持本節目: https://open.firstory.me/user/cl6aqx0u8045801sb731bcdqi) 留言告訴我你對這一集的想法: https://open.firstory.me/user/cl6aqx0u8045801sb731bcdqi/comments) Powered by Firstory Hosting)